09/02/14

Sejarah Kerajaan Bali

Bali dalam perkembangannya sampai sekarang ini, sebelumnya pemerintahannnya berbetuk kerajaan, banyak bukti-bukti yang membuktikan sejarah Bali kuno. Seperti yang tertulis do lontar-lontar kuno, Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 S (882 M), Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan 883 S (911 M), Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur *Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari (huruf India) dan sebagian dengan huruf Bali, dari bangsa asing kitab sejarah dinasti Tang.
Peninggalan Kerajaan di Bali
Dalam perkembangan sejarah Bali Kuno, menggunakan prasasti sebagai bahan dasar perkembangan sejarah dan politik di Bali. Prasasti yang tertua yang dapat di baca, tahun 882 masehi menggunakan bahasa bali kuno dan beberapa prasasti lainnya yang menggunakan bahasa sansekerta, prasasti ini tidak memuat nama raja. Berikutanya 882-914 masehi ditemukan prasasti dalam bahasa Bali Kuno, diketahui ada pusa pemerintahan kerajaan uang bernama Singarvandawa, tidak disebutkan nama raja yang memerintah. Tahun 917 M, di Blanjong Sanur ditemukan prasasti berbentuk tugu dengan bahasa Bali Kuno, Nagari dan sansekerta Prasasti Sanurr ini juga menunjuk­kan bukti tenting suatu dinasti di pulau Bali. Tahun 915-942 M ditemukan 6 prasasti, raja-raja dengan gelar Sri Ugra Sena.Tahun 955 M seorang raja TABANENDRAWARNA.
Prasasti yang berangka tahun 962 masehi diketahui di Bali memerintah kerajaan yaitu raja Sri Candrabhayasimhar­madewa itu meriwayatkan tentang pembangunan sebuah tempat pemandian di desa hanukaya (Nanukaraya). Sekarang pemandian ini disebut Tirta Empul, bukti sejarah ini tentu masih kita bisa temukan keberadaanya sampai sekarang. Pada tahun 975 masehi Yang memerintah waktu itu ialah raja Sri Jana­sadhuwarmmadewa, tahun 984 masehi bertahta seorang ratu dengan gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi. Dinasti Warmadewa terkenal di Bali, karena merupakan dinasti yang pertama dikenal. Pada periode 989-1010 M. Di Bali memerintah Sri Dharrnodayanawarmodewa (Udayana) beserta permaisurinya SriGunapriya­dharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari Jawa puteri dari Makutawangsawardhana, keturunan raja Sindok dari kerajaan di Jawa Timur.
Sejarah Kerajaan Bali
Dalam sejarah kerajaan di Bali kuno, dalam struktur kerajaan lama, Raja – raja Bali dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh badan penasehat yang disebut “Pakirakiran I Jro Makabehan” yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa yang bergelar “Dang Acaryya” dan Pendeta Buddha yang bergelar “Dhang Upadhyaya”. Raja sebagai pucuk pimpinan sebuah kerajjan didampingi oleh badan kerajaan yang disebut “Pasamuan Agung” yang tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa – punggawa. Sistem kepercayaan yang di anut pada masa kerajaan, menyembah banyak dewa yang bukan hanya berasal dari dewa Hindu & Buddha tetapi juga dari kepercayaan animisme mereka.
Bali pada waktu jaman kerajaan mengalami kemajuan dan kemunduran. Saat kejayaan, pada saat naik tahtanya Dharmodayana dan pada saat perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat. saat kemunduran, Patih Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di Majapahit Kebo Iwa dibunuh dan kemudian Patih Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali, lalu ia menangkap raja Bali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit.
dikutip dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

09/02/14

Sejarah Kerajaan Bali

Bali dalam perkembangannya sampai sekarang ini, sebelumnya pemerintahannnya berbetuk kerajaan, banyak bukti-bukti yang membuktikan sejarah Bali kuno. Seperti yang tertulis do lontar-lontar kuno, Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 S (882 M), Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan 883 S (911 M), Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur *Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari (huruf India) dan sebagian dengan huruf Bali, dari bangsa asing kitab sejarah dinasti Tang.
Peninggalan Kerajaan di Bali
Dalam perkembangan sejarah Bali Kuno, menggunakan prasasti sebagai bahan dasar perkembangan sejarah dan politik di Bali. Prasasti yang tertua yang dapat di baca, tahun 882 masehi menggunakan bahasa bali kuno dan beberapa prasasti lainnya yang menggunakan bahasa sansekerta, prasasti ini tidak memuat nama raja. Berikutanya 882-914 masehi ditemukan prasasti dalam bahasa Bali Kuno, diketahui ada pusa pemerintahan kerajaan uang bernama Singarvandawa, tidak disebutkan nama raja yang memerintah. Tahun 917 M, di Blanjong Sanur ditemukan prasasti berbentuk tugu dengan bahasa Bali Kuno, Nagari dan sansekerta Prasasti Sanurr ini juga menunjuk­kan bukti tenting suatu dinasti di pulau Bali. Tahun 915-942 M ditemukan 6 prasasti, raja-raja dengan gelar Sri Ugra Sena.Tahun 955 M seorang raja TABANENDRAWARNA.
Prasasti yang berangka tahun 962 masehi diketahui di Bali memerintah kerajaan yaitu raja Sri Candrabhayasimhar­madewa itu meriwayatkan tentang pembangunan sebuah tempat pemandian di desa hanukaya (Nanukaraya). Sekarang pemandian ini disebut Tirta Empul, bukti sejarah ini tentu masih kita bisa temukan keberadaanya sampai sekarang. Pada tahun 975 masehi Yang memerintah waktu itu ialah raja Sri Jana­sadhuwarmmadewa, tahun 984 masehi bertahta seorang ratu dengan gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi. Dinasti Warmadewa terkenal di Bali, karena merupakan dinasti yang pertama dikenal. Pada periode 989-1010 M. Di Bali memerintah Sri Dharrnodayanawarmodewa (Udayana) beserta permaisurinya SriGunapriya­dharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari Jawa puteri dari Makutawangsawardhana, keturunan raja Sindok dari kerajaan di Jawa Timur.
Sejarah Kerajaan Bali
Dalam sejarah kerajaan di Bali kuno, dalam struktur kerajaan lama, Raja – raja Bali dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh badan penasehat yang disebut “Pakirakiran I Jro Makabehan” yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa yang bergelar “Dang Acaryya” dan Pendeta Buddha yang bergelar “Dhang Upadhyaya”. Raja sebagai pucuk pimpinan sebuah kerajjan didampingi oleh badan kerajaan yang disebut “Pasamuan Agung” yang tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa – punggawa. Sistem kepercayaan yang di anut pada masa kerajaan, menyembah banyak dewa yang bukan hanya berasal dari dewa Hindu & Buddha tetapi juga dari kepercayaan animisme mereka.
Bali pada waktu jaman kerajaan mengalami kemajuan dan kemunduran. Saat kejayaan, pada saat naik tahtanya Dharmodayana dan pada saat perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat. saat kemunduran, Patih Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di Majapahit Kebo Iwa dibunuh dan kemudian Patih Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali, lalu ia menangkap raja Bali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit.
dikutip dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar