Bali dalam
perkembangannya sampai sekarang ini, sebelumnya pemerintahannnya
berbetuk kerajaan, banyak bukti-bukti yang membuktikan sejarah Bali
kuno. Seperti yang tertulis do lontar-lontar kuno, Prasasti Bali yang
tertua berangka tahun 804 S (882 M), Prasasti berangka tahun 818 S (896
M) dan 883 S (911 M), Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat
Sanur *Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari (huruf
India) dan sebagian dengan huruf Bali, dari bangsa asing kitab sejarah
dinasti Tang.
Dalam perkembangan sejarah Bali Kuno,
menggunakan prasasti sebagai bahan dasar perkembangan sejarah dan
politik di Bali. Prasasti yang tertua yang dapat di baca, tahun 882
masehi menggunakan bahasa bali kuno dan beberapa prasasti lainnya yang
menggunakan bahasa sansekerta, prasasti ini tidak memuat nama raja.
Berikutanya 882-914 masehi ditemukan prasasti dalam bahasa Bali Kuno,
diketahui ada pusa pemerintahan kerajaan uang bernama Singarvandawa,
tidak disebutkan nama raja yang memerintah. Tahun 917 M, di Blanjong
Sanur ditemukan prasasti berbentuk tugu dengan bahasa Bali Kuno, Nagari
dan sansekerta Prasasti Sanurr ini juga menunjukkan bukti tenting suatu
dinasti di pulau Bali. Tahun 915-942 M ditemukan 6 prasasti, raja-raja
dengan gelar Sri Ugra Sena.Tahun 955 M seorang raja TABANENDRAWARNA.
Prasasti yang berangka tahun 962 masehi
diketahui di Bali memerintah kerajaan yaitu raja Sri
Candrabhayasimharmadewa itu meriwayatkan tentang pembangunan sebuah
tempat pemandian di desa hanukaya (Nanukaraya). Sekarang pemandian ini
disebut Tirta Empul, bukti sejarah ini tentu masih kita bisa temukan
keberadaanya sampai sekarang. Pada tahun 975 masehi Yang memerintah
waktu itu ialah raja Sri Janasadhuwarmmadewa, tahun 984 masehi bertahta
seorang ratu dengan gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi. Dinasti
Warmadewa terkenal di Bali, karena merupakan dinasti yang pertama
dikenal. Pada periode 989-1010 M. Di Bali memerintah Sri
Dharrnodayanawarmodewa (Udayana) beserta permaisurinya
SriGunapriyadharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari Jawa puteri dari
Makutawangsawardhana, keturunan raja Sindok dari kerajaan di Jawa
Timur.
Dalam sejarah kerajaan di Bali kuno,
dalam struktur kerajaan lama, Raja – raja Bali dalam menjalankan
pemerintahan dibantu oleh badan penasehat yang disebut “Pakirakiran I
Jro Makabehan” yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa
yang bergelar “Dang Acaryya” dan Pendeta Buddha yang bergelar “Dhang
Upadhyaya”. Raja sebagai pucuk pimpinan sebuah kerajjan didampingi oleh
badan kerajaan yang disebut “Pasamuan Agung” yang tugasnya memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan.
Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa – punggawa. Sistem
kepercayaan yang di anut pada masa kerajaan, menyembah banyak dewa yang
bukan hanya berasal dari dewa Hindu & Buddha tetapi juga dari
kepercayaan animisme mereka.
Bali pada waktu jaman kerajaan mengalami
kemajuan dan kemunduran. Saat kejayaan, pada saat naik tahtanya
Dharmodayana dan pada saat perkawinan antara Dharma Udayana dengan
Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari
Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat. saat
kemunduran, Patih Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke
Majapahit, sesampainya di Majapahit Kebo Iwa dibunuh dan kemudian Patih
Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di
Bali, lalu ia menangkap raja Bali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan
Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit.
dikutip dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar