Jakarta - Lelaki dengan testis besar punya risiko penyakit jantung lebih besar, demikian hasil sebuah penelitian di Italia.
Studi yang dipublikasikan pada Journal of Sexual Medicine terbitan 11 Juli itu berawal dari penelitian terhadap 2800 lelaki yang mengalami disfungsi seksual di Italia. Kondisi kesehatan mereka dipantau selama tujuh tahun berikutnya.
Selama periode itu ditemukan adanya hubungan antara penyakit jantung dengan sejumlah faktor seperti obesitas, merokok, tekanan darah tinggi, dan yang mengejutkan, ukuran testis.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu juga menemukan hubungan antara hormon pelutein (LH) - yang disekresi oleh kelenjar hipofisis dan menstimulasi produksi testosteron - dengan meningkatnya risiko penyakit jantung,
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa ukuran testis yang besar mengindikasikan kesehatan reproduksi yang positif.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa parameter objektif ini (ukuran testis) memberikan wawasan baru tentang kesehatan secara keseluruhan dan risiko penyakit jantung," tulis para peneliti dalam jurnal Sexual Medicine.
Temuan itu menggiring para peneliti untuk mencari tahu penyebab dari fenomena tersebut.
Faktanya, para ilmuwan itu menekankan, lelaki yang menderita obesitas dan penyakit jantung mempunyai level testosteron lebih kecil. Alhasil, mereka berspekulasi, tubuh mencoba mengimbangi rendahnya testosteron dengan menghasilkan lebih banyak hormon pelutein, yang pada akhirnya membuat testis lebih besar.
Tetapi karena studi berdasar pada pengamatan pada lelaki yang mengalami masalah disfungsi seksual, maka para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan hasil studi mereka tidak berlaku pada semua orang.
Studi yang dipublikasikan pada Journal of Sexual Medicine terbitan 11 Juli itu berawal dari penelitian terhadap 2800 lelaki yang mengalami disfungsi seksual di Italia. Kondisi kesehatan mereka dipantau selama tujuh tahun berikutnya.
Selama periode itu ditemukan adanya hubungan antara penyakit jantung dengan sejumlah faktor seperti obesitas, merokok, tekanan darah tinggi, dan yang mengejutkan, ukuran testis.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu juga menemukan hubungan antara hormon pelutein (LH) - yang disekresi oleh kelenjar hipofisis dan menstimulasi produksi testosteron - dengan meningkatnya risiko penyakit jantung,
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa ukuran testis yang besar mengindikasikan kesehatan reproduksi yang positif.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa parameter objektif ini (ukuran testis) memberikan wawasan baru tentang kesehatan secara keseluruhan dan risiko penyakit jantung," tulis para peneliti dalam jurnal Sexual Medicine.
Temuan itu menggiring para peneliti untuk mencari tahu penyebab dari fenomena tersebut.
Faktanya, para ilmuwan itu menekankan, lelaki yang menderita obesitas dan penyakit jantung mempunyai level testosteron lebih kecil. Alhasil, mereka berspekulasi, tubuh mencoba mengimbangi rendahnya testosteron dengan menghasilkan lebih banyak hormon pelutein, yang pada akhirnya membuat testis lebih besar.
Tetapi karena studi berdasar pada pengamatan pada lelaki yang mengalami masalah disfungsi seksual, maka para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan hasil studi mereka tidak berlaku pada semua orang.
Penulis: Liberty Jemadu/BER
Sumber:LiveScience
Tidak ada komentar:
Posting Komentar